Mengenal Binahong, si Obat Dewa
1. Asal-Usul dan Klasifikasi Botani
Binahong (Anredera cordifolia) merupakan tanaman merambat perennial (berumur panjang) dari famili Basellaceae, ordo Caryophyllales. Berasal dari dataran China (dikenal sebagai Dheng Shan Chi), kemudian menyebar ke Korea, Taiwan, Vietnam, dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di Vietnam, tanaman ini dimanfaatkan selama perang melawan AS (1950-1970-an) untuk penyembuhan luka tentara. Di Indonesia, binahong dikenal dengan nama lokal seperti gendola atau piyahong.
2. Morfologi dan Syarat Tumbuh
Ciri Fisik:
Daun: Berbentuk hati (heart-shaped), tebal, permukaan licin, warna hijau tua (varian hijau) atau kemerahan (varian merah).
Batang: Lunak, silindris, mampu tumbuh hingga 5 meter dan membelit struktur sekitarnya.
Bunga: Majemuk, berwarna krem, harum, muncul di ketiak daun.
Akar: Rimpang berdaging lunak.
Syarat Tumbuh:
Iklim: Tumbuh optimal di daerah tropis (suhu 15-30°C), toleran terhadap dataran rendah hingga tinggi (5–1.000 mdpl).
Tanah: Adaptif pada berbagai jenis tanah, terutama yang gembur dan berdrainase baik.
Cahaya: Membutuhkan sinar matahari penuh hingga parsial.
Perkembangan: Tumbuh cepat dan invasif, sering digunakan sebagai penutup pagar atau dinding.
3. Mitos dan Kepercayaan Tradisional
Binahong kerap dijuluki "obat dewa" dalam pengobatan tradisional Asia karena klaim penyembuhan ajaib, seperti:
Kemampuan menyembuhkan luka bakar berat hanya dalam hitungan hari.
Efek "rejuvenasi" untuk mengembalikan stamina setelah sakit parah.
Mitos sebagai penangkal radikal bebas penyebab penuaan dini dan kanker.
Catatan: Klaim ini belum sepenuhnya teruji klinis pada manusia dan memerlukan penelitian lebih lanjut.
4. Kandungan Nutrisi dan Senyawa Aktif
Binahong kaya senyawa bioaktif, antara lain:
Antioksidan: Flavonoid, saponin, tanin, polifenol, betakaroten, lutein.
Vitamin: A, C, E, dan B kompleks.
Mineral: Kalsium, kalium, zat besi, fosfor.
Senyawa Lain: Asam organik, glucan C, mucopolysaccharide, alkaloid.
5. Pemanfaatan untuk Kesehatan dan Pengobatan
A. Penggunaan Internal (Dikonsumsi):
Penyembuhan Luka & Pascaoperasi:
Mempercepat regenerasi sel melalui stimulasi produksi kolagen.
Rebusan 20 lembar daun dalam 3 gelas air diminum 1x/hari untuk pemulihan energi.
Pengendalian Diabetes:
Flavonoid menghambat enzim α-glukosidase (pemecah karbohidrat jadi glukosa) dan meningkatkan sensitivitas insulin.
Studi ITB menunjukkan ekstrak binahong setara obat diabetes konvensional dengan efek samping minimal.
Kesehatan Jantung dan Ginjal:
Menurunkan kolesterol jahat (LDL) via saponin.
Kalium dan flavonoid membantu detoksifikasi ginjal dan stabilkan tekanan darah.
Antikanker dan Imunomodulator:
Senyawa terpenoid dan flavonoid menghambat pertumbuhan sel kanker serviks.
Meningkatkan aktivitas sel darah putih melawan infeksi.
Asam Urat & Antiinflamasi:
Menghambat enzim xanthine oxidase pemicu asam urat.
Efek analgesik untuk nyeri sendi dan otot.
B. Penggunaan Eksternal (Topikal):
Luka Bakar/Jerawat: Haluskan daun, oleskan sebagai pasta untuk antibakteri dan percepat penyembuhan.
Perawatan Kulit: Masker daun binahong meningkatkan kelembapan dan elastisitas kulit, serta lawan penuaan dini.
Tabel: Aplikasi Praktis Binahong dalam Pengobatan Tradisional
Kondisi Kesehatan | Cara Penggunaan | Dosis |
---|---|---|
Luka bakar/jerawat | Pasta daun dioleskan ke area kulit | 2x sehari hingga pulih |
Diabetes | Rebusan daun diminum | 3 lembar daun dalam 2 gelas air, 2x/hari 4 |
Hipertensi | Rebusan daun + madu | 8 lembar daun dalam 2 gelas air, 1x/hari 6 |
Anemia | Jus daun campur lemon | 1x sehari selama 1 bulan |
6. Efek Samping dan Kontraindikasi
Reaksi Alergi: Gatal, bengkak, atau sulit napas jika sensitif.
Gangguan Pencernaan: Mual jika dikonsumsi berlebihan atau saat perut kosong akibat tanin.
Hipotensi & Hipoglikemia: Risiko penurunan tekanan darah/gula drastis pada penderita yang sudah minum obat.
Ibu Hamil/Menyusui: Konsultasi dokter wajib dilakukan meskipun studi pada hewan menunjukkan keamanan.
⚠️ Peringatan: Binahong tidak menggantikan pengobatan medis utama, terutama untuk penyakit kritis seperti kanker, katarak, atau gagal ginjal.
7. Budidaya dan Kelestarian
Binahong mudah dibudidayakan di pekarangan rumah melalui stek batang. Tanaman ini relatif tahan hama, tetapi perlu pemangkasan rutin karena sifatnya yang invasif. Di Indonesia, binahong telah dikomersialkan dalam bentuk suplemen (misal: Cordetes oleh PT Phytochemindo) dan gel penyembuh luka.
Kesimpulan
Binahong merupakan tanaman adaptif dengan potensi terapi luas, mulai dari penyembuh luka hingga pengendali penyakit metabolik. Meski mitos kesaktiannya perlu dikritisi, penelitian ilmiah (termasuk dari ITB) telah membuktikan efektivitasnya sebagai pelengkap pengobatan modern. Untuk keamanan, konsultasi dengan tenaga medis sebelum penggunaan jangka panjang sangat dianjurkan.
Semoga bermanfaat...
Komentar
Posting Komentar